Jumat, 18 November 2011

Wanita Perokok Terancam Kanker Payudara

Wanita Perokok Terancam Kanker Payudara




Merokok ternyata tidak cuma memicu penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan. Studi terkini menunjukkan perempuan perokok beresiko lebih besar menderita kanker payudara, terutama jika mereka sudah menjadi perokok sejak usia belia.
Walaupun risikonya cenderung kecil, namun perempuan perokok beresiko 6 persen lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita yang menghabiskan sebungkus rokok setiap hari selama periode 30 tahun risikonya melonjak menjadi 28 persen.
"Perokok mungkin bukan bukan faktor utama kanker payudara, tapi ketika kita melihat wanita dalam kelompok perokok berat dan sudah merokok sejak muda, ini menjadi hal yang serius," kata Karin Michels, Ph.D, ahli epidemiologi kanker dan obgyn dari Harvard Medical School yang melakukan riset ini.
Studi-studi sebelumnya mengenai pengaruh rokok pada kanker payudara menghasilkan hasil yang imbang. Sebagian studi menyimpulkan rokok meningkatkan risiko, namun sebagian lagi tidak menemukan adanya kaitan.
Asap tembakau mengandung ribuan bahan atau zat, termasuk bahan kimia, gas, dan tetesan-tetasan dari tar. Namun merokok diketahui akan menurunkan kadar estrogen, salah satu pemicu kanker payudara. "Itu sebabnya beberapa studi tidak menemukan kaitan antara rokok dan kanker payudara," kata Michels.
Dalam risetnya, Michel dan timnya meneliti 110.000 wanita  yang sudah 30 tahun menjadi perokok. Secara umum, terdapat 8.772 responden yang menderita kanker payudara selama periode penelitian.
Mereka yang sudah jadi perokok, minimal sebelum melahirkan anak pertama, risikonya terkena kanker payudara lebih tinggi. Melahirkan bayi diketahui akan melindungi perempuan dari kanker payudara, diduga hal ini karena perubahan yang terjadi pada jaringan payudara.
"Risiko kanker payudara lebih besar pada periode transisi hormonal, misalnya masa premenapause dan pasca menopause ketika terjadi berbagai perubahan fungsi hormon," kata Joanne Mortimer, M.D, direktur the Women's Cancer Program. Ia tidak terlibat dalam penelitian ini.
Faktanya, wanita yang merokok pasca menopasue memiliki risiko lebih kecil dibanding bukan perokok untuk terkena kanker payudara. Hal ini karena orang yang sudah menopause dan perokok memiliki kadar estrogen yang rendah. Kompas.com 


//Sehat dan Cantik bersama Ratu Cosmetics//

Asap Rokok Bikin Bayi Lahir Prematur

Asap Rokok Bikin Bayi Lahir Prematur

 
Konon, penciuman ibu hamil meningkat ketimbang saat tidak hamil sebagai mekanisme melindungi tubuhnya dari zat-zat berbahaya.

Kita semua tahu bahwa rokok bisa membahayakan kandungan ibu hamil. Pada bungkus rokok saja sudah tertulis dapat mengakibatkan gangguan kehamilan dan janin. Tetapi ternyata tak hanya ibu hamil yang merokok saja, tetapi perokok pasif alias yang terpapar asap rokok dari orang lain pun bisa mengalami masalah pada kandungannya. Riset UK Center for Tobacco Control Studies di University of Nottingham menyimpulkan bahwa ibu hamil yang terkena paparan asap rokok dari orang lain (perokok pasif) memiliki risiko bayinya lahir prematur atau terlahir dengan masalah kesehatan.

Anak yang terlahir dari wanita yang merokok selama kehamilan memiliki peningkatan risiko bayi terlahir dalam keadaan tidak bernyawa, berat badan lahir kurang, dan masalah kesehatan lainnya.

Kerap ditemukan, ibu hamil yang menjadi perokok pasif mengalami masalah pada berat badan lahir si bayi, tapi belum jelas apakah paparan asap rokok selama kehamilan bisa memengaruhi masalah kelahiran bayi pada wanita yang tidak merokok.

University of Nottingham di Inggris menganalisis 19 studi hubungan antara wanita hamil nonperokok tetapi sering terkena paparan asap rokok selama kehamilan. Datanya menunjukkan peningkatan risiko bayi lahir dalam keadaan tak bernyawa sebanyak 23 persen dan 13 persen peningkatan masalah pada kelahiran bayi.

Analisis yang muncul pada jurnal Pediatrics edisi April 2011 ini tak menemukan hubungan antara perokok pasif dan keguguran sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu aau kematian bayi dekat dengan waktu kelahiran.

"Namun, saat ini kita bisa katakan dari analisa ini bahwa ibu hamil yang menjadi perokok pasif memiliki peningkatan risiko keguguran dan melahirkan bayi dengan masalah malformasi kongenital. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi pentingnya ibu hamil untuk menjauhi asap rokok selama kehamilan baik di rumah maupun di tempat umum," jelas salah seorang peneliti, Jo Leonardi-Bee, PhD, seperti dikutip dari WebMD.

Menurut Leonardi-Bee, rumah masih menjadi sumber terutama asal paparan asap rokok para wanita bukan perokok. Meski sekarang aturan-aturan pelarangan merokok di tempat umum sudah banyak dicanangkan, namun tak ada larangan merokok di kawasan tempat tinggal, sehingga tempat tinggal masih menjadi lokasi terutama terkena paparan asap rokok.

Menurut Jonathan P Winickoff, MD, dari Harvard Medical School, berhenti merokok adalah salah satu hal yang paling bisa dilakukan untuk mencegah bayi lahir dengan berat badan kurang dan masuknya bayi ke dalam neonatal intensive care (NICU), alias ruang isolasi bayi yang lahir terlalu cepat.

Secara kasar, menurut Winickoff, 1 dari 5 bayi dalam NICU ada karena masalah paparan asap rokok saat dalam kandungan. Studi menggambarkan bahwa perokok pasif saat ini menjadi kekhawatiran yang sama seperti ibu hamil perokok. KOMPAS.com


//Sehat dan Cantik bersama Ratu Cosmetics//